In mellow

Dilema Anak Saat Orang Tua Sakit Namun Merasa “Baik Baik Saja”


Sumber: pixabay.com
Mimin sempat merasakan sedih yang teramat sedih. Bukan karena gak punya duwit, ya walaupun itu adalah hal yang sudah biasa dirasakan juga. Saking seringnya malah kebal nih.... Hihihi curhat selipan. Kembali ke laptop. Sedihnya sepele, karena bapak atau ibu tidak pernah mau diajak ke dokter setiap kali mengeluh sakit. Ntah kenapa mereka seperti itu. Mimin hanya mencoba untuk memahami perasaan mereka. “oh, mungkin merasa sudah baikan...”, kata hati mimin mencoba untuk menenangkan diri.

Tapi.... Apa iya mimin lantas tenang beneran? Sama sekali gak. Justru deh, mimin sering sedih dengan kondisi seperti ini. Ya gak tenang, kecewa, takut, bertanya-tanya dan perasaan negatif lainnya. Mimin itu sebenarnya gak minta apa-apa dari mereka, kecuali kondisi mereka yang sehat bagas waras. Itu saja.

Tapi, ntah kenapa, justru harapan untuk membuat mereka sembuh seringkali terhalang dengan ketidakmauan mereka untuk support kesehatan diri. Apa iya kalau diperiksakan ke dokter takut disuntik? Apa iya takut minum obat? Atau takut merepotkan anak? Ntahlah, masih belum tahu jawabannya yang pasti.

Pernah suatu ketika, bapak mengeluh nyeri di bagian dadanya. Mimin lantas bilang, “yuk pak ke dokter”.  Ya... sekian detik berlalu, mimin merasa sedih banget. Ya, karena bapak auto menolak ajakan untuk berobat. “Ora..ora... bapak ora popo (gak...gak...bapak baik-baik saja)”, jawab bapak dengan nada santai.

Ntah mungkin saat itu stok sabar mimin dah menipis, langsung deh mimin berkata dengan nada agak keras, “Lah Bapak ngeluh, itu artinya ada apa-apa. Bapak pikir aku itu paranormal yang tahu segalanya. Aku juga bukan dokter, Pak, yang langsung bisa kasih solusi....”.

Waktu itu bapak hanya terdiam dan melanjutkan aktivitasnya. Ntah kapan bapak dan ibu menyadari bahwa cek kesehatan rutin itu baik, apalagi saat ini kan mereka sudah memasuki masa lansia yang harus dijaga betul pola hidupnya. Andai mereka memahami betapa khawatirnya anak-anak terhadap kesehatan mereka, mungkin para orang tua bakal lebih mudah diajak untuk merawat kesehatan.

Ehmmmm, rupanya mimin gak sendirian juga. Baru loh tadi siang, seorang sahabat mengirim pesan via chat Whats App. “Ayah ki kolesterol. Kami usahakan asupan lauk yang seimbang, eh ini malah beli sendiri kepala ayam dan dua lilitan usus ayam di warung...”, curhatnya dipenuhi dengan nada kecewa.

Mimin memahami betul betapa besar perjuangan sahabat mimin yang satu ini. Dia hampir tak mengeluh untuk merawat si ayah selama sakit, bahkan saat rawat inap pun menjadi tanggung jawabnya untuk menunggui siang malam. Wajar ya, jika ia kecewa dengan hal yang tampak sepele bagi ayahnya, tapi besar bagi dirinya ini. Ya, mimin doakan, semoga bakal baik-baik saja.

Mimin punya prinsip hidup yang sudah lumayan lama mimin pegang. Ketika kita sudah tidak bisa berharap pada manusia, berharaplah pada Tuhan. Ia yang akan mengatasi segala kesusahan kita. Buat semua orang tua dimanapun berada, sehat-sehat nggih :)  

Pssttt... ada artikel lanjutannya, loh :D Yuk baca Orang Tua akan Kembali Menjadi "Baby'. Benarkah? 

Riana Dewie

Read More

Share Tweet Pin It +1

14 Comments

In health

Jangan Sedih Jogja, Mr. Corona Gakkan Bertamu Lama

Sumber: pixabay.com
Kemarin (15/03/20) Jogja mengeluarkan pernyataan bahwa ada warganya yang terdampak virus corona (Covid-19). Ya, seorang balita yang sebelumnya tampak batuk-batuk dan sesak nafas, dan menurut orang terdekatnya, ia baru pulang dari kota Depok. Ah, betapa khawatirnya orang tua si balita, di tengah guncangan informasi yang begitu 'menampar' tentang virus ini. Yuk doakan agar anak manis ini lekas sembuh dari sakitnya. Amin.

Mimin gak bisa bayangin juga, raut wajah kota Jogja pasti sedih lagi, setelah sebelumnya berduka atas kecelakaan susur sungai anak-anak SMPN 1 Turi.  Seorang kawan “istimewa” sempat merasakan kesedihan mendalam di jantung kota Jogja sebelum berita menyedihkan adik-adik susur sungai mencuat. Dan sekarang, mimin juga merasakan keadaan “mencekam” saat keluar rumah. Iya, apalagi kalau bukan karena Mr. Corona.

Ya, seperti biasanya, setiap hari Minggu, mimin sekeluarga sejenak menenangkan hati ke rumah ibadah. Minggu-minggu sebelumnya sih baik-baik saja, tidak ada yang ditakutkan walaupun virus ini sudah mewabah di beberapa negara di dunia. Mimin cuma mikir, “ah, jauh dari Indonesia. Aman aman, pasti aman...”.

Saat virus ini masuk ke Indonesia, mulai deh vertigo mimin bergejolak. Lha iya, jadi seakan-akan kayak tinggal di negeri yang adem ayem, eh tiba-tiba diserang oleh negara api. Ini kerasa banget saat mimin yang harusnya mengisolasi diri dari lingkungan sosial, tiba-tiba memaksakan diri buat keluar rumah. Ya sih, kalau bukan buat ibadah, mungkin mimin lebih pilih selimutan di kamar sambil nonton drakor. Husshh..!!

Gak cuma Indonesia, beberapa sahabat mimin yang sedang study di luar negeri yang terdampak virus ini juga merasakan kekhawatiran sama. Selain panic buying, fenomena kehabisan masker maupun hand sanitizer juga menjadi hal lumrah yang mereka alami saat ini. Ah, tidak...!!! Mimin hampir tak percaya, bahwa saat ini Mr. Corona meluas, bahkan di kota tercinta ini.

Melihat kerumunan orang, mimin mulai was-was. Mimin cuma mikir, gimana ntar kalau tiba-tiba disapa oleh orang yang dikenal? Jika biasanya salaman, terus tiba-tiba gak salaman, gimana ya? Duh dilema banget :( Walaupun mimin yakin sudah pada paham sih, masing-masing dari kita kan punya tanggung jawab untuk melindungi diri sendiri, terutama dari virus yang saat ini sedang menjadi momok masyarakat ini.

Baiklah. Mari jaga diri, jaga kata-kata, jaga pikiran, jaga perbuatan agar tidak menambah kepanikan. Cukup waspada dan lindungi kesehatan keluarga dengan cara yang sudah direkomendasikan oleh pihak yang berwenang. Sediakan hand sanitizer & gunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah. 

Libur dari rutinitas kerja, sekolah, atau segala bentuk sosialisasi lainnya adalah cara bijak untuk terhindar maupun menularkan penyakit ini kepada orang lain. Ingat! Jangan memanfaatkan hari tenang dengan piknik keluar rumah, apalagi berkedok refreshing. Ini bukan saatnya!

Jogjaku, ayo bangkit lagi! Mimin berdoa semoga ini tak akan lama. 

Riana Dewie

Read More

Share Tweet Pin It +1

52 Comments

In Event

Mega Seminar Yogyakarta : Magnet Rejeki, Special Perfomance Opick Tomboati


Keberhasilan menyelenggarakan berbagai event seperti launching buku sampai dengan konser musik, Sleman City Hall kembali menjadi tuan rumah Mega Seminar Yogyakarta yang akan berlangsung di bulan Maret mendatang. Memiliki dua Ballroom yang besar dan nyaman, team Magnet Rejeki - Korwil Josokla (Jogja-Solo-Klaten) mempercayakan tempat penyelenggaran mega seminar di salah satu ball room Sleman City Hall. Malika ballroom berkapasitas kurang lebih 2000 orang dan diharapkan nantinya akan bisa terpenuhi oleh sekitar 1500 peserta dari berbagai daerah, terutama Yogkarta, Solo dan Klaten.  Harapan itu sejalan dengan pengalaman penyelenggaran bulan September 2019 yang lalu dan telah dihadiri lebih dari 800 peserta. 
Pada tanggal 29 Maret mendatang,  Bapak Nasrullah (founder Ilmu Rahasia Magnet Rejeki sekaligus penulis buku Mega Best Seller Rahasia Magnet Rejeki) akan hadir kembali ke Yogyakarta dalam Mega Seminar Magnet Rejeki. Di manapun seminar ini diselenggarakan selalu mampu menarik antusiasme para peserta baik di Indonesia bahkan sampai ke Malaysia. Pembicara Bapak Nasrullah menaruh harapan yang besar dengan mencanangkan 2 juta bahkan semakin banyak orang yang mengamalkan Ilmu Magnet Rejeki dalam Kehidupannya. Dengan mengamalkan Magnet Rejeki yaitu menarik rejeki dengan penuh keyakinan dengan cara mendekatkan diri kepada satu-satunya Sang Pemberi Rejeki, niscaya Tuhan juga akan mendekatkan rejeki kepada kita. Rejeki tidak selalu dalam bentuk materi tetapi lebih kepada ketenangan hati dan kedamaian jiwa (ayem tentrem) dalam menjalani hidup.
Ibu Gayatri salah satu peserta Komunitas Magnet Rejeki membagikan pengalamannya ketika menghadapi berbagai persoalan terkait dengan bisnis propertinya, dan dengan cara yang tak terduga persoalan tersebut bisa diselesaikan. Alhamdullilah, setelah mengikuti seminar dan camp Magnet Rejeki, Ibu Gayatri merasakan bahwa keajaiban itu terjadi setiap harinya. Begitulah Magnet Rejeki bekerja dalam hidup kita. Pembicara Bapak Nasrullah, yang sempat hijrah ke Malaysia beberapa tahun yang lalu kemudian kembali ke Indonesia,  meramu Ilmu Magnet Hati berdasarkan pengalaman hidupnya yang senantiasa dituntun oleh Al-Quran dan Hadits. Apa saja yang menjadi penghalang datangnya rejeki terbuka. Beraneka ragam rejeki datang dengan sendirinya seperti magnet yang selalu menarik segala sesuatu dengan sendirinya, apa saja yang ada di dekat/di sekitarnya. Dari pengalaman inilah Bapak Nasrullah kemudian menyusun sebuah ramuan rahasia bernama Ilmu Magnet Rejeki.
Dalam press conference kemarin siang, Kamis 27 Februari di Atrium Rama Sleman City Hall, pihak panitia mengungkapkan akan ada special performance dari Opick Tombo. Nah kapan lagi ada seminar seseru ini, hanya dengan kontribusi Rp.199.000 (s/d tanggal 5 Maret) dan Rp. 399.000 untuk harga normal regular dan Rp. 599.000,- untuk harga normal VIP. Segera klik tautan ini untuk mendaftar http:bit.ly/msjogja, buruan daftar sebelum kehabisan ya. Sekali lagi catat tanggalnya ya 25 Maret 2020 jam 08.00 sampai dengan 18.00 di Malika Ballroom, Sleman City Hall. Jalan Magelang, Denggung, Sleman, Yogyakarta. 

-diaNPurnama-

Read More

Share Tweet Pin It +1

53 Comments

In 30haribercerita Woman

Bahagia Itu Bersyukur Atas Hal Kecil



Bahagia itu mensyukuri hal kecil. Tidak susah kan bilang makasih buat air mineral ini. Nah kalau sudah berterima kasih untuk hal kecil, siapa tahu Tuhan ngasih berkat lebih besar. Amin πŸ’›πŸ’›πŸ’›
@30haribercerita #30hbc20 #30hbc2028 #30katabercerita #30haribercerita30kata

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In 30haribercerita mellow travelling

Weekend Gateaway


Piknik, trip, traveling, plesir apa pun kamu bilang, memang perlu dilakukan. Yah setidaknya setahun sekali ya. Otak memang butuh diistirahatkan. Sekalian juga itung-itung kasih reward buat diri sendiri setelah setahun bekerja keras. Gak musti pergi jauh-jauh sih sebenernya. Naik kereta ke Solo atau terbang ke Bali kalau memang budget sedikit berlebih. Bahkan kalau memang kepepet banget buat refreshing staycation di hotel di kota sendiri juga asik. Abisnya wag sebelah lagi pada seru ngreview hotel-hotel di jogja karena lagi pada join campaign salah satu jaringan hotel. Hihihi.

Kayaknya bulan januari ini saatnya cari destinasi baru untuk ngisi bucket list 2020. Sembari saving money, sapa tau ada promo-promo. Nah kalau weekend ini nanti enaknya ngapain ya? Naik kereta ke bandara aja apa ya? πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In 30haribercerita Fiction mellow

funny little story


Budi membacakan anaknya sebuah tulisan yang terpasang di dinding, terpasang di tembok dekat pintu, di bawah papan alamat. Terukir di papan kayu berukuran 60 cm x 20 cm, dengan huruf arial bold. Cukup jelas huruf dan kata-katanya, TLUKI CANDLEPOTS. Sang ayah tidak mengartikan arti kata-kata itu. Bocah kecil berusia 10 tahun itu terdiam dalam kebingungan, bahasa yang tidak pernah dia mengerti. Seakan paham akan kebingungan sang putri, dia menyuruh anaknya mengambil sebuah wafer di dalam kaleng Khong Guan. Wafer favoritnya.

Sementara itu di belahan negara lain. Di Korea, Ani menerima pesan singkat melalui gawainya, "Tante TLUKI CANDLEPOTS artinya apa ya?. Sambil tersenyum, Ani mengetik "Coba tanya ke ayah saja, Taluki". Lima detik kemudian ada pesan balasan, ada emoticon air mata.

Sepuluh tahun kemudian.

TLUKI CANDLEPOTS. Papan tulisan itu masih ada di situ, tanpa diketahui artinya. Sekali lagi Taluki mencoba mengulang pertanyaan yang sama. "Ayah TLUKI CANDLEPOTS apa artinya sih? Itu bahasa Rusia ya yah? Kata Taluki kepada ayahnya. Budi tampak sibuk menata pesanan tatakan lilin dari tanah liat dengan sangat hati-hati ke dalam kardus. "Kamu ini gangguin ayah aja, tanya Google aja deh" jawab ayahnya.

Taluki mengeluarkan gawainya dan mengetiknya di pencarian. Semenit, Lima menit, sepuluh menit layarnya tidak berubah. Lima menit kemudian dia sadar. Astagaaa...paket data belum top up.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In 30haribercerita mellow travelling

Selamat Tahun Baru


Binondo, Manila.

Ini adalah china town tertua, untuk ke sini cara yang paling mudah adalah menggunakan taksi online dari pusat kota Manila. Sebenernya ada jeepney yang bersliweran tapi pastikan kamu tahu rate harga dan nama daerahnya agar jelas jurusannya. Atau kalau memang pejalan tangguh bisa jalan kaki lho.

Saat tiba di sana sekitar jam 4 sore, toko-toko sudah tutup. Kebetulan taksi online menurunkan saya di Lucky China Town Mall, yang ternyata di dalamnya terdapat Museum Chinatown. Sayang banget museumnya tutup jam 5 sore, jadi saya putuskan untuk tidak ke sana.

Bosan dengan mall, saya berjalan berkeliling, kok aneh ya pikir saya, kenapa Chinatown sepi amat kayak nggak ada kegiatan. Saking penasarannya saya coba mencari jajanan khas, baca-baca di blog dan portal katanya di sini ada lumpia yang enak. Mengandalkan google maps, saya berusaha menemukannya. Makanan enak pasti di daerahnya ramai, banyak orang dan street food. Ternyata susah sekali menemukan tempat lumpia itu. Berulang kali tersesat masuk ke lorong yang salah, hampir satu jam muter-muter nggak jelas.

Hari sudah mulai gelap, makin ngeri lah dengan setting bangunan-bangunan yang tampak tua dan lorong yang sudah sepi. Si lumpia belum ketemu, saya nyerah dan putuskan untuk pulang. Saya cari posisi tempat untuk pesan taksi online. Ya ampyuunn tanpa sadar kuota habis gara-gara dipakai online map nyari lumpia tadi. Ya sudahlah mau gimana lagi, jalan kaki lah sampai hotel.

Saran aja kalau mau menikmati Binondo China Town sebaiknya di pagi hari, ya mungkin harus bertahan dengan cuaca yang panas, tapi lebih baik kan daripada bernasib sama seperti saya. Lumpia gak dapet, pegel kaki plus gondok iya.

Gong Xi Fa Cai
Semoga semakin banyak berkah.. Makin banyak cuan mengalir biar bisa traveling terus πŸπŸ’ΈπŸ’ΈπŸ’Έ

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In 30haribercerita mellow

Mantra Saya


Tidak harus mengerahkan segala keberanian untuk menghadapi dunia. Karena terkadang dunia itu sedang tidak adil, percuma kita melawan sekuat tenaga, akhirnya hanya akan membuat kekecewaan. Kala itu dihadapkan pada kondisi perubahan organisasi, ada mutasi posisi jabatan, bergeser dan ada yang pergi. Yang lain merasa harus bersolidaritas, yang datang menggantikan yang pergi diacuhkan. Tidak dianggap teman karena diberi cap perebut rejeki orang. Sungguh tidak ada maksud untuk itu karena hanya sekedar menjalankan professionalisme.

Maaf jika suasana dipenuhi rasa tidak suka, merubahnya dari personal lama-lama menjadi profesional. Situasi kerja tidak lagi nyaman.Tidak ada perlawanan, saya biarkan semua orang menumpahkan rasa kesalnya. Menanggung semua kebencian mereka, sendiri. Tiap pagi perjalanan ke tempat kerja pun terasa berat hari demi hari.

Hanya kalimat ini yang selalu terdengar lembut di telinga, Fear not for I am with you. Terima kasih Tuhan karena Engkau satu-satunya yang tidak akan pernah meninggalkan.


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments