Di balik rasa manis yang kita nikmati dari sebutir gula semut, ada cerita perjuangan yang nggak kalah manisnya. Salah satunya datang dari Jein Marlinda, perempuan tangguh asal Desa Molomamua, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Ia adalah Ketua UMKM Gula Semut Molomamua yang bekerja sama dengan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku Lauje.
Jein dan kelompoknya mengubah potensi nira aren di desa terpencil menjadi sumber penghidupan. Dengan ketekunan dan semangat gotong royong, mereka membuktikan bahwa produk lokal bisa punya nilai ekonomi tinggi sekaligus menjaga kelestarian alam.
Dari Nira Aren Jadi Harapan Baru
Sebelum Jein memulai usahanya, masyarakat Molomamua hanya memanfaatkan nira aren untuk kebutuhan sendiri. Banyak warga belum tahu kalau cairan manis itu bisa diolah menjadi gula semut bernilai jual tinggi. Melihat potensi tersebut, Jein tergerak untuk belajar cara pengolahan nira menjadi gula semut.
Berawal dari pelatihan sederhana, Jein kemudian mengajak masyarakat Suku Lauje untuk ikut serta. Suku ini termasuk dalam Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang kehidupannya masih sangat sederhana dan terisolasi. Melalui pendekatan penuh empati, Jein mengajarkan cara penyadapan nira yang ramah lingkungan, pengeringan alami tanpa bahan kimia, hingga pengemasan yang menarik.
Sinergi dengan Komunitas Adat Suku Lauje
Bersama Suku Lauje, Jein membangun sistem kerja yang adil dan berkelanjutan. Setiap keluarga diberi kesempatan mengelola pohon aren di sekitar hutan, sementara kelompok UMKM bertugas mengolah hasilnya. Hasil penjualan dibagi secara proporsional agar semua pihak merasakan manfaatnya.
Bagi masyarakat adat, program ini bukan cuma soal ekonomi, tapi juga pelestarian tradisi. Pohon aren punya makna penting dalam kehidupan mereka. Dengan menjaga pohon ini tetap lestari, mereka juga menjaga warisan leluhur.
Tantangan yang Nggak Kecil
Perjalanan Jein nggak selalu manis seperti produk yang ia hasilkan. Tantangan terbesar datang dari akses transportasi dan permodalan. Letak Desa Molomamua yang jauh dari pusat kota membuat biaya distribusi tinggi.
Namun, berkat kerja keras dan komitmen, produk Gula Semut Molomamua kini sudah menembus pasar regional, bahkan mulai dilirik pembeli dari luar provinsi. Jein juga aktif mengikuti pelatihan dan pameran UMKM agar produknya semakin dikenal.
Dukungan Astra dan Penghargaan SATU Indonesia Awards
Perjuangan Jein Marlinda dalam memberdayakan masyarakat adat dan menciptakan ekonomi berkelanjutan membuatnya terpilih sebagai salah satu penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2024.
Astra melihat bahwa program Jein bukan hanya meningkatkan ekonomi, tetapi juga memperkuat kemandirian komunitas terpencil tanpa merusak lingkungan. Dengan dukungan ini, UMKM Gula Semut Molomamua makin berkembang, mulai dari peralatan produksi yang lebih efisien hingga pelatihan manajemen usaha.
Dampak Nyata untuk Masyarakat
Kini, lebih dari 40 keluarga Suku Lauje sudah terlibat dalam pengolahan gula semut. Pendapatan mereka meningkat, dan anak-anak bisa melanjutkan sekolah tanpa kekurangan. Desa Molomamua pun dikenal sebagai penghasil gula semut berkualitas tinggi.
Jein merasa bangga karena kerja kerasnya bisa membuka peluang bagi perempuan di daerah terpencil untuk mandiri. Ia juga menginspirasi banyak anak muda agar mau kembali ke desa dan mengembangkan potensi lokal.
Pelestarian Alam dan Kearifan Lokal
Selain memberdayakan ekonomi, Jein juga menanamkan kesadaran lingkungan. Ia mengajak masyarakat agar nggak menebang pohon aren secara sembarangan. Pohon yang sehat menghasilkan nira berkualitas dan bisa disadap selama puluhan tahun.
Melalui prinsip sustainability, Jein menegaskan bahwa bisnis lokal bisa berjalan seiring dengan kelestarian alam. Inilah bentuk nyata dari ekonomi hijau berbasis komunitas adat.
Harapan ke Depan
Jein berharap Gula Semut Molomamua bisa terus berkembang hingga menembus pasar nasional. Ia juga ingin menjadikan Molomamua sebagai contoh sukses pemberdayaan berbasis kearifan lokal.
Menurutnya, perempuan desa punya peran besar dalam menjaga keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan alam. Dengan kerja keras, semangat gotong royong, dan dukungan semua pihak, cita-cita itu bukan hal yang mustahil.
#APA2025-KSB
0 komentar:
Post a Comment